Pragmatisme Partai Politik dan Penanggulangannya
Sedulur, Memasuki
era politik yang mengedepankan pragmatisme kepentingan jangka pendek memang
tidak mudah. Kita rakyat Indonesia di paksa untuk memilih pemimpin berdasarkan sistem
demokrasi yang berbasiskan transaksi agenda publik dan agenda tertutup. Partai
di Indonesia memiliki kecenderungan untuk merayu konstituen hanya di masa-masa
pemilu tanpa ada upaya untuk melakukan pemberdayaan kompetensi rakyat yang
berkelanjutan. Bagi rakyat yang memang dalam keadaan terjepit dan kesulitan
hidup fenomena ini memang dijadikan ajang untuk mencari kesempatan mengambil
manfaat sesaat dan partai di Indonesia mengetahui hal tersebut dan juga
mengayuh di moment yang sama.
Kecerdasan
berpolitik di Indonesia memang masih dalam tahap proses, tak ada yang bisa
disalahkan kecuali sistem yang memang tidak sesuai dengan natur dan kultur
masyarakat di Indonesia. Sehingga di seluruh pelosok negeri kita menyaksikan
partai berlomba-lomba untuk melakukan praktek politik yang membodohi kesadaran
rakyat. Banyak kita menyaksikan di antara rakyat Indonesia menyalahartikan
refleksi politik sebagai selfi di sosial media, beberapa di antara rakyat di
Indonesia mengartikan sikap politik dengan melakukan update meme di sosial
media, ada juga yang menampilkan perlawanan politik dengan melakukan update
binatang peliharaan yang banyak di benci masyarakat. Penulis tidak ingin
menyalahkan fenomena bodoh ini tetapi ada hal yang mesti diluruskan demi hanya
sekedar sibuk di sosial media tanpa melakukan pemberdayaan kompetensi rakyat
yang sesungguhnya.
Setidaknya ada
beberapa hal yang diperuntukkan sebagai prasyarat berdirinya partai politik
yang memang melakukan kerja-kerja kerakyatan. Dimana kita perlu secara
menyeluruh juga mengetahui dan meyakini pentingnya peran partai politik di
kehidupan sehari-hari rakyat. Tentunya setiap kantor cabang dan ranting partai
politik apapun di seluruh pelosok negeri Indonesia adalah rumah bagi rakyat
Indonesia. Markas besar partai politik di Indonesia tidak boleh bersifat
ekslusif bagi rakyat Indonesia, setiap kantor Dewan Perwakilan Pusat (DPP) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta kantor Cabang dan Ranting Partai merupakan
tempat bagi rakyat untuk berkeluh kesah dengan kehidupan sehari-harinya, dan
keluh kesah ini harus diberikan solusi untuk perbaikan kondisi rakyat di
Indonesia. Agar telinga partai politik dekat dengan mulut rakyat sehingga
bisikan kelaparannya pun terdengar.
Prasyarat
terbentuknya pemberdayaan kompetensi rakyat yang dilakukan Partai Politik di
Indonesia adalah :
Integrasi.
Bahwa partai politik di Indonesia perlu menginsyafi sebuah keadaan
rakyat Indonesia masih jauh dari kesejahteraan. Tahap integrasi ini
diperuntukan mengidentifikasi setiap rakyat Indonesia untuk dipenuhi
kebutuhannya. Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, sandang, pangan, papan
perlu diketahui sampai sejauh mana rakyat Indonesia taraf kehidupannya agar
dapat memaksimalkan peran serta partai politik dalam kehidupan sehari-hari
rakyat. Hal ini harus terus berkesinambungan tidak hanya saat menjelang pemilu saja, tahap ini
harus dilakukan oleh semua kader partai politik apapun agar tidak ada satupun
kesengsaraan rakyat yang luput dari perhatian. Tahap integrasi ini merupakan
upaya jemput bola kader partai politik kepada masyarakat.
Program Pemberdayaan Kompetensi Rakyat.
Sebagai sebuah Republik yang ideologis maka Indonesia perlu
menggenjot partai-partai yang telah terdaftar tidak hanya untuk meramaikan
pemilu. Tetapi juga turut melakukan kerja-kerja kreatif bersama rakyat. Perlu
dibangun enclave-enclave
kesejahteraan di setiap pelosok negeri Indonesia. Dengan membangun kesadaran
kemandirian dalam berekonomi rakyat maka setiap kantor cabang dan ranting
partai politik harus memiliki program kesejahteraan bagi rakyatnya. Program ini
nantinya berkesinambungan dengan program kebijakan pemerintah pusat yang
melakukan pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Kebijakan pemerintahan pusat
mesti di isi dengan program-program keseharian yang membuat dinamika rakyat
menjadi bergulir dalam tatanan masyarakat. Tidak penting adanya sebuah
sertifikasi atau kebijakan khusus dari pemerintah untuk melakukan ini semua.
Program pemberdayaan kompetensi rakyat adalah hak setiap partai yang diakui di
Indonesia. Jangan pula skema pro dan kontra politik mempengaruhi program
pemberdayaan ini. Penulis sangat merisaukan begitu banyaknya dan rumitnya pola
koalisi dan oposisi yang selalu saja mengedepankan pemilu dan pilkada tanpa
adanya program kerja kerakyatan yang kongkrit bagi masyarakat di Indonesia.
Kursus Politik (Kurpol).
Potensi multipartai seharusnya menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa
yang sangat berdaulat diberbagai bidang. Semestinya potensi ini melahirkan
pemimpin-pemimpin yang lahir dari rakyat Indonesia dan Indonesia semestinya
tidak mengalami krisis kepemimpinan. Tetapi apa yang terjadi sekarang, politik
yang mengedepankan image building
melahirkan pemimpin yang hanya berbasis kepopuleran. Semua pemimpin di
Indonesia menahan prestasinya sebagai alat untuk tampil ketika nanti menjadi
calon pejabat. Begitu banyak agenda-agenda tertutup yang berpotensi menjadi
agenda korupsi di simpan oleh kader-kader potensial di seluruh Indonesia.
Fenomena ini sangat disayangkan oleh penulis, berlomba-lomba untuk melakukan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia tentunya lebih penting daripada ikut pemilu
dan pilkada serta mencalonkan dirinya menjadi pejabat. Kursus politik ini untuk
menyetarakan antara kader dengan pemimpin partai agar tercapai kesamaan afeksi,
kognisi dan afeksi di setiap anggota partai, sehingga setiap anggota partai
memiliki hak yang sama dan berdaulat secara politik, tidak hanya digunakan
untuk pendulang suara saja.
4 Penguatan Literasi Kader Partai Politik.
Partai politik perlu menginsyafi sebuah kesadaran bahwa setiap anggotanya memiliki hak untuk dicerdaskan secara politik dan juga menempati posisi-posisi strategis yang sama. Sehingga tidak kita temukan lagi begitu banyaknya anggota partai politk yang potensial mengantri untuk menempati posisi strategis. Di masa yang akan datang kebahagiaan dan tolak ukur kesejahteraan berdasarkan dari kemampuan untuk berbuat bagi sesama. Tinggalkan ambisi untuk menjadi pejabat, nantinya apabila rakyat merasakan manfaat dari kinerjanya yang berasal dari pengetahuannya maka dengan sendirinya ia dan dia akan terpilih sebagai pemimpin. Kalaupun tidak terpilih semua sudah sejahtera, jadi tidak perlu repot-repot untuk jadi pejabat untuk sejahtera. Penguatan literasi ini adalah untuk memberikan keyakinan dan keteguhan bagi setiap partai politik untuk memperluas wawasan dan membuka jendela pengetahuan untuk senantiasa memperbaharui program-program pemberdayaan rakyat Indonesia.
Perlu diinsyafi
secara bersama-sama bahwa terdaftar dan diakuinya partai politik oleh negara
tidak semata-mata hanya untuk ikut pemilu dan pilkada. Tetapi partai politik
justru memiliki peran dan tanggung jawab lebih untuk bersama-sama tanggung
renteng mencapai kesejahteraan bersama, tanpa harus memenangi pemilu. Apabila
ada partai politik di Indonesia yang tidak melakukan kerja-kerja kesejahteraan,
terlalu sibuk untuk melakukan agitasi dan propaganda dimana-mana, ada baiknya
partai politik tersebut di tutup karena hanya menjadi parasit dari subsidi
negara terhadap partai politik untuk mengikuti pemilu. Urgensi dari peran
partai politik di tatanan masyarakat memang sudah seharusnya menjadi bahan
perhatian bagi para pemimpin Republik. Agar kita rakyat Indonesia tidak
terjebak dalam kepentingan-kepentingan sesaat. Indonesia perlu membangun
dirinya untuk menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berbudaya serta peran
partai politik sangat signifikan untuk itu. Sekali Merdeka Tetap Merdeka!!! LIN
Komentar
Posting Komentar