Menua dalam hari dan malam

ada satu saat aku merindumu
seperti hari kemarin merindu hari ini
rembulan yang tersipu malu menatap gemintang
adakah kiranya kamu menyapaku dini hari ini
pagi menjelang dan akupun masih melamunkan kamu
pagi kemarin dan pagi ini
tampak lelah pena ini menari namun tetap tulis
bergetar jemari ini tulis kata demi kata membunuh sepi ini
sakitnya tangan tak seberapa bila kumelihat kamu
akupun menua oleh waktu oleh hari oleh malam
sakit jemari ini melukiskan kamu dilangit kata
kupahat lagi namamu di pintu batinku
hidup ini hanyalah lelucon Tuhan kepada makhluknya
Dia tersenyum tiap insan yang menghampirinya
lucu buat Dia ketika terjatuh menyebut namaNya
fulan kamu sebut juga namaKu akhirnya

Komentar

Postingan Populer