Menebar Kasih



Menempuh perjalanan kasunyatan memiliki kesan tersendiri, bagi saya yang sangat sulit sekali untuk peka kepada keadaan sekitar, sesungguhnya merupakan fenomena yang membingungkan. Memilih untuk menjalaninya tanpa banyak mempertanyakan. Memilih untuk menempuhnya tanpa penyesalan dan memilih untuk berserah dengan yang dihadapi serta memilih untuk menikmati setiap prosesnya. Di perjalanan banyak yang ditemui, meski tak semuanya bisa di ingat atau diceritakan secara gamblang, tetapi kesan yang di dapat menyenangkan. Berteduh di tatapan hangat seorang bapak yang sedang menjaga warung selalu saja meninggalkan kesan kerinduan yang mendalam. Bercerita tentang riuhnya ibukota kepada gadis penjual gado – gado selalu mendapati hati yang semakin terasah untuk merasa.

Ya, ini mungkin tentang ketidaktahuan atas apa yang sedang dihadapi. Bisa jadi ini selamanya tentang sebuah kebodohan dan sebuah keluguan bujangan yang hendak menepi. Bersamaan dengan ini semua aku mengisi hari – hari dengan berbagi kerinduan dan keindahan. Terkadang merasa tak pantas, tapi apa boleh buat pemilik hati harus tahu ini semua. Pemilik hati ini harus tahu bahwa setiap terbangun di pagi hari aku mengingat paras wajahnya, setiap menghirup aroma udara sehabis hujan aku merindukan tatapan kasihnya, dan setiap aku melangkahkan kaki menghadapi dunia, kebaikan dan ketulusan hatinya yang menghampar di setiap kenanganku. Kemenangan ataupun kekalahan diriku menghadapi dunia kusimpan rapih di sanubari, tak ada lagi tempat untuk bertinggi hati, tak ada lagi tempat di lubuk hati ini untuk terlalu bersedih. Karena tak ada kebaikan yang sia – sia maka oleh sebab itu setiap rona merah di pipimu begitu bermakna.

Selalu menunduk ketika tersenyum, selalu merajuk ketika di sapa dan selalu menatap dengan tatapan yang meneduhkan. Setiap pagi aku menghirup aroma air sejuk dari tubuhmu, kamu memberikan kesan yang begitu indah dan aku dalam keterpesonaan tampak bodoh di setiap pinutur lembutmu. Di sela – sela kesibukan aku sempatkan mendengarkan sebuah tembang kenangan favorit ibunda, Melati dari Jayagiri yang dilantunkan oleh Bimbo. Terasa sangat menyejukkan seperti halnya tatapanmu yang berkelindan mendayu – dayu menyambut matahari terbit. Kebodohanku adalah tak mengutarakan langsung perasaanku, kubiarkan bergelayut di sanubari berayun membolak – balikkan perasaanku. Ada rasa nelangsa, ada rasa gembira, ada rasa nestapa, ada rasa ceria dan ada rasa bahagia didalamnya. Kubiarkan semua rasa ini berdansa di dalam diriku dan sesekali berbagi apa yang kurasa dengan canda tawa para sahabat.

Berbagi kebahagiaan merupakan hal yang menyenangkan, terkadang kebahagiaan itu sendiri hanyalah sebuah angan belum menjadi kenyataan. Tetapi dampak yang di dapat menyegarkan, mendengar celotehan sahabat memberikan nasihat kebaikan dalam kegalauan, mendengar riuhnya ruangan dengan canda tawa bersama merupakan hal yang menggembirakan. Aku mungkin sekali lagi terhanyut dengan rasa ini semua, tetapi tak apa, aku senang dan bahagia. Tak ada yang lebih penting dari semua perkara selain berbagi kebahagiaan, yang didalamnya meliputi kasih sayang. Tak ada yang lebih membutuhkan tebaran kasih sayang selain orang – orang di sekitar kita, meskipun terkadang yang di dapat adalah tertawaan, tapi aku senang sudah bisa membuat tertawa, aku senang bisa meriuhkan suasana. Seperti seorang badut di panggung kehidupan, pentasku adalah segala kebodohanku dan segala kenaifanku, maka aku bersyukur mampu bisa membuat diriku seperti itu.

Satu hal yang pasti, aku tak pernah menampilkan kepalsuan, aku menampilkan orisinalitas dari cermin kehidupan yang acap kali tampak hebat tapi bisa kita buat jadi bahan canda tawa. Karena aku mengenalmu dari kedalaman jiwa, maka kutampilkan dunia naïf yang terhampar di tatapanku, agar engkau mengerti untuk perlunya mengambil jeda, untuk perlunya memberi spasi dan untuk perlunya memperbaiki dalam keseharian yang kita tempuh. Perjalanan terasa sangat lambat memang, tetapi kalau kita menoleh sedikit ke belakang kita sudah sangat jauh menempuh berbagai peristiwa. Segala pengorbanan, segala ketegaran dan segala kesabaran layak untuk di tempuh, serta perjalanan ini sangat indah untuk kita saling menoleh dan saling mengingatkan.

Dalam iman kita menjelma sebagai saudara, dalam kehidupan kita menjelma sebagai sahabat, dalam pertarungan kita menjelma sebagai pejuang dan dalam berkasihsayang kita menjelma pecinta sejati. Aku, kamu dan kita menjelma menjadi sosok keramahan; aku, kamu dan kita menjelma menjadi sosok yang penuh kasih sayang; aku, kamu dan kita menjelma menjadi kerinduan; di dalam segala nestapa dan nelangsa kita melalui ini semua sementara belum sampai titik akhirpun kita sudah berbahagia, apalagi kalau kita sudah sampai tujuan? Indah kan. Sesampainya nanti di tujuan aku berharap kita tidak saling melupakan, sesampainya di hari pulang aku berharap kita masih saling merindukan, sesampainya kita pada kesejatian dalam rangkaian kehidupan kuberharap kita masih orang yang sama dan tak perlu berubah.

Aku mencintaimu dalam jiwa yang tak mampu di wakili kata – kata, aku mendambamu dalam hakekat yang meliputi segenap rasa kita, aku merindukanmu dalam kasunyatan yang bermandikan cahaya purnama, menjelang fajar, menyambut matahari terbit dan kembali menuliskan asmara di langit kehidupan. Agar menjadi tauladan bagi sesama, agar menjadi keindahan bagi orang – orang yang kita kasihi dan agar kehidupan menjadi bermakna. Bersamaan dengan itu semua, kita kembali berpulang kepada keridhaan Yang Maha Kuasa, kita bertumpu pada kasih dari Yang Maha Pengasih dan kita saling memberi kasih sayang kepada sesama atas petunjuk Sang Khalik. Yang memberikan sejuta makna, yang memberikan sejuta hidayah dan yang memberikan kita kisah yang indah. Salam Takzim, Salam Cinta :D

Lagu Melati dari Jayagiri yang dilantunkan oleh Bimbo dapat disimak di link ini :

Komentar

Postingan Populer