Menata Hati

Aku mencari angin semilir sebentar, beberapa hari ini cuaca panas menerpa, ingin sekali aku menulis sesuatu yang indah tentang cuaca panas dan kutemukan secangkir kopi hangat, kureguk dan mencari arti kehidupan dari nestapa. Beberapa dari kita hidup di alam tropis, sesungguhnya cuaca panas ini tak terlalu mengganggu kehidupan kita karena sudah terbiasa, tak mengapa tentunya cuaca panas inipun juga berguna, termasuk untuk tumbuhan agar bisa seimbang pola hidupnya. Matahari dikatakan adalah sumber energi kehidupan dan aku mempercayainya, sesungguhnya lebih mudah beraktivitas ketika cuaca panas, karena kalau hujan kita mesti berteduh dan menunda perjalanan.

Teringat perjalanan naik gunung bersama para sahabat, kondisi ini dimaknai sebagai cuaca cerah atau cuaca bagus dan bagi sekelompok orang yang ingin mendaki gunung tentunya cuaca seperti sekarang ramah terasa, sebab kalau hujan ada badai, kalau hujan jalur pendakian licin, kalau hujan jangkauan penglihatan terganggu dan lain sebagainya. Kebetulan saja bagi penduduk kota metropolitan cuaca panas juga mengganggu sebagaimana halnya hujan, kebetulan saja bagi kita yang berhimpitan cuaca panas tak menyenangkan. Kita bisa memaknai kehangatan matahari agar hati kita tidak dingin, agar canda kita hangat, agar rasa yang kita miliki tetap terasah dan tak acuh terhadap lingkungan.

Setiap keadaan memiliki tantangannya masing-masing, dan setiap peristiwa membutuhkan kehangatan jiwa kita untuk merengkuh cahaya kehidupan, agar setiap jiwa yang kita peluk merasa nyaman dan setiap dari kita memiliki empati terhadap keadaan. Terkesan kaku ya, akupun merasa begitu tetapi tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menata hati dan memperbaiki diri, agar apabila kita diberikan rezeki sebuah perjumpaan tak mengecewakan dan mampu memenuhi harapan. Ingin rasanya tetap mendayu-dayu dan merayu disela canda tawa kita, tapi apa boleh buat kita telah sampai pada sebuah pilihan bahwa kita akan menerima setiap keadaan dengan lapang dada. Aku masih merindukan tawamu, aku masih merindukan helai rambutmu, dan aku masih ingin memelukmu dengan penuh kasih sayang, aku masih ingin mencium aroma ketekmu yang bau amis itu, hingga akhir waktu, hingga waktu tak lagi mengenali, hingga habis jasad ini digerogoti belatung.

Menurut sosok-sosok bijak, tak elok menyandarkan harapan kepada manusia, berharaplah kepada Tuhan, memohonlah kepada pemilik hati yang Maha membolak-balikkan rasa, hingga datang waktu kita dipertemukan dengan tambatan hati kita yang sesungguhnya. Dan kemudian, sampailah lagi kita pada sebuah ruang tunggu, yang telah berulang kali kita datangi, terduduk bersimpuh, tersungkur bersujud dan merapalkan untaian doa ke udara. Sampai pada akhirnya tak ada lagi yang tersisa dari kita selain amal baik dari perbuatan, dan saat itulah kita menemukan cinta yang hakiki, cinta yang sesungguhnya, cinta yang tak pernah mengecewakan, cinta yang selalu ada buat kita, yaitu cinta Sang Pencipta kepada hambaNya. Perjalanan ke kedalaman hati terasa begitu jauh sebab tak menempatkan rasa kita pada Sang Khalik, terasa begitu berliku karena banyak khilaf yang kita buat, terasa begitu pilu karena kita selalu mengulangi kesalahan yang sama. Maka bersabarlah dan sandarkan segalanya kepada Yang Maha Mencintai, Tuhan Yang Maha Esa.


Mawar Putih Basah Diterpa Hujan

Di tengah-tengah kesibukan kusempatkan untuk menulis risalah ini agar kamu tahu bahwa aku masih mendambamu, didalam diam, didalam kesunyian, ditemani temaramnya lampu malam. Bersama semua itupula aku memohon maaf karena kurang perhatian, bukan karena perhatianku teralih tetapi lebih kepada menghentikan kesia-siaan, menghentikan kehampaan, menghentikan ketidakpastian yang menghampar ke angkasa. Berganti dengan mengisi kekosongan relung-relung hati dengan sari kehidupan yang kudapat di perjalanan menuju kebahagiaan. Ya aku memang bahagia mencintaimu, aku memang bahagia mendambamu, aku memang bahagia melihat senyum indahnya gerai rambutmu dan bersamaan dengan itu semua aku menata segala tentangmu dengan penuh kasih sayang, di setiap helaan nafas, di setiap derap langkahku dan di segenap hatiku.

Di hatiku ada satu tempat tentangmu yang kusimpan di lubuk terdalam, yaitu kebaikan hatimu, lembutnya tutur katamu, indahnya tatapanmu yang tersipu malu, dan eloknya gemulai langkahmu. Semua tentangmu indah, tempat khusus di hatiku ini kugunakan untuk menyimpan setiap detik pertemuan kita yang sedikit namun berharga itu. Tempat khusus di hatiku ini adalah sebuah hamparan keindahan yang tersimpan dari kenangan tentangmu, tempat khusus di hatiku ini membuatku mampu melihat semua kebaikan dan keindahan dimana ketika kebaikan dan keindahan itu tampak yang kuingat adalah kamu dan kusebut tempat khusus itu dengan nama Hening Cahya Kasih. Tempat khusus di hatiku ini membuatku sejuk dan nyaman meskipun diterpa prahara, membuatku sabar meskipun diterpa amarah, membuatku tenang meskipun diterpa kekalutan dan ketidakpastian, dan satu hari nanti tempat khusus di hatiku ini akan menjadi ruang dimana segala yang ada di masa yang akan datang mencitrakan dirimu.

Aku kadung tresna marang seliramu, aku terlanjur sayang sama kamu, kubiarkan segala rasa ini meliputi diriku dan ternyata bisa membuatku merasa nyaman, sejuk, sabar dan penuh kasih. Aku berterimakasih diberi kesempatan untuk merasakan ini semua, dan semoga aku bisa memberikan kenyamanan yang sama, kesejukan yang sama, kesabaran yang sama dan kasih yang sama kepada sesama di masa yang akan datang. Ingin rasanya bisa seperti kamu, bisa memberikan kesejukan kepada orang lain, bisa memberikan cinta tanpa harus pamrih, bisa memberikan kenyamanan walau tak berada ditempat, menjadi sosok yang begitu berarti bagi seseorang tanpa menuntut banyak hal. Malam ini sudah begitu larut, seperti aku yang terlarut dalam buaian asmaramu, kamu telah benar-benar mencintai tanpa menyakiti. Karena cinta adalah soal rasa, maka kamu adalah rasa yang tiada duanya. Sampai jumpa di masa depan ;) LIN

Komentar

Postingan Populer