Para Pengayuh



Sedulur, di keseharian kita sering menjumpai beragam sosok sesama insan yang sedang memperjuangkan kehidupannya. Bagi sosok yang sedang mengupayakan kemaslahatan bagi dirinya dan sesama manusia, maka setiap langkah yang di tempuh memiliki makna tersendiri bagi kualitas kehidupan sosok tersebut. Memang terkadang ketika kita menjalaninya tidak semudah di angan, seringkali kita menghadapi beragam aral yang melintang. Tetapi bagi para pengayuh kehidupan, tentunya segenap halangan yang ada didepannya semakin memompa semangatnya untuk optimis. Tentunya banyak hal yang bisa kita pelajari dalam kehidupan, bercengkerama dengan rakyat mendapati bahwa kehidupan merupakan hal yang layak diperjuangkan.

Sudah seminggu belakangan ini bangsa kita menghadapi keadaan kritis bencana alam di Sulawesi Tengah, tentunya banyak hal dapat menjadi hikmah bagi sosok yang menghikmati setiap langkah kehidupannya. Bagi para korban bencana, tentunya tidak mudah untuk dialami cobaan demi cobaan ini, tetapi tentunya kita juga mengetahui bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pemberani, bangsa yang memiliki ketegaran dan bangsa yang mempunyai kualitas ketabahan yang tinggi. Ketekunan bangsa Indonesia ini harus di apresiasi sebagai sebuah potensi untuk terus mengembangkan diri, serta para pemimpin diharapkan mampu untuk tepa selira dengan rakyatnya. Sehingga segala musibah yang kita alami tidak sia-sia belaka, agar puing-puing reruntuhan kehidupan di Sulawesi Tengah memiliki makna bagi kita untuk memiliki kemampuan berbenah yang berkualitas untuk bangkit dari keterpurukan.

Segalanya memang tak semudah seperti yang tertulis di sini, tetapi setiap upaya, usaha dan kerja yang dilakukan oleh setiap anak bangsa untuk memberikan pertolongan bagi bencana tak luput dari perhatian kita. Setiap doa bermakna untuk menguatkan korban, setiap uluran tangan sangat berarti bagi kelayakan kehidupan korban dan setiap donasi juga merupakan hal yang signifikan bagi pembenahan kondisi di lokasi terdampak bencana alam. Semoga setiap dari kita menginsyafi sebuah kenyataan kehidupan untuk tidak saling mengecilkan peran dan kontribusi masyarakat terhadap upaya, usaha dan kerja penanggulan bencana. Para pekerja penanggulangan bencana diharapkan dapat fokus dengan apa yang dikerjakannya dan tidak perlu untuk saling menyalahkan, apalagi saling menebar hoax yang tak perlu terkait bencana alam.

Anak bangsa Indonesia, para pengayuh kehidupan, kita adalah bangsa besar. Ketahuilah bahwa kita akan terus bersama dan memperjuangkan kemaslahatan bangsa Indonesia hingga akhir hayat memisahkan kita. Lahir di bumi pertiwi, hidup di negeri yang indah dan akan berpulang di tanah air yang kita cintai. Oleh sebab itu, menangisi sebuah tragedi boleh untuk terjadi, tetapi untuk terlarut dalam kesedihan juga menjadi hal yang tidak perlu. Keikhlasan kita dalam menghadapi bencana inilah yang akan menampilkan kita sebagai bangsa yang selalu tunduk kepada kehendak Illahi atas apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Tetapi setiap dari kita juga belajar, bahwa peristiwa demi peristiwa bencana alam yang kita alami menjadi pelajaran bagi setiap rakyat Indonesia. Jangan khawatir dengan proses yang sedang kita lalui ini, kita hadapi bersama dan saling bahu membahu untuk sebuah kehidupan yang layak diperjuangkan.

Para pengayuh kehidupan, yang memaknakan segenap yang dikerjakannya adalah ibadah kepada sang Khalik, perlu untuk di rangkul dan di dorong agar tetap memiliki elan perjuangan dengan langgam yang menyejukkan. Sehingga setiap dari kita dapat memaknai beragam peristiwa yang kita hadapi dengan sederhana. Ada waktunya manusia kalah, ada waktunya manusia menang, ada waktunya manusia susah, ada waktunya manusia senang, ada waktunya manusia berpulang dan ada waktunya manusia lahir. Bagi kita yang menjalani keseharian tentunya terasa tidak mudah di rasa, tetapi kita selalu saja pada akhirnya bisa melakukannya. Maka perlu sekali lagi kita belajar untuk menghargai setiap satu nyawa, agar bangsa Indonesia memiliki kepedulian yang berkualitas dan komprehensif. Segala yang kita upayakan dan kita kerjakan, bagi para pengayuh adalah inspirasi kehidupan dan dapat mengayuhnya dengan riang gembira. Karena suka cita adalah obat bagi segala pelipur lara, maka segenap dari kita perlu menginsyafi sebuah kenyataan bahwa di pelosok manapun di negeri Indonesia sedang berduka cita, maka kita pun merasakan sakit dan sedihnya.

Sehingga datang waktu dimana para pengayuh mampu menempuh kehidupannya dengan semangat, sejak saat itulah kita telah bekerja untuk peradaban. Kini peradaban bangsa Indonesia memang masih jauh dari kata sempurna, tetapi segenap dari kita harus terus melanjutkan kerja – kerja peradaban bangsa Indonesia. Agar kelak kita dapat menghadirkan sebuah kehidupan yang mengejawantahkan falsafah kebangsaan kita, yaitu Pancasila dengan cara – cara yang elegan, benar, penuh rasa hormat, adil dan bersatu. Mari sedulur, kita singsingkan lengan baju, sekali lagi untuk sebuah peradaban yang paripurna. Dan agar segenap dari kita menghadapi proses kehidupan yang sedang kita jalani, hari ini dan esok hari untuk kemaslahatan bersama, bagi setiap golongan rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Apa yang bisa dipermudah, jangan dipersulit, yang sudah terlanjur sulit dicarikan solusi, semoga Allah SWT meridhai perjalanan hidup kita para pengayuh. Merdeka!!! LIN

Komentar

Postingan Populer