Balada Ronin yang Kehilangan Separuh Jiwanya (Anak Revolusi)

Temani aku dalam temaram cahaya jalan setapak
Susuri jalan ini bersama genggaman tanganku
Berjalanlah disampingku agar kamu tahu betapa jejak-jejak sunyi ini merindumu
Senyap dalam kehampaan tanpa adanya dirimu kelam dalam sukma

Menari dibawah sinar rembulan bersama bayang-bayang samar kita menari
Berdansa sampai fajar menjelang tak mengenal lelah mengimbangi langkahmu
Bernyanyi bagai ribuan malam berlalu tanpa hadirnya malam bersamamu
Biarkan bintang beralih merenangi gugusan bintang sebagai fitrahnya

Fajar sebentar lagi menyingsing gema ayat-ayat Tuhan telah dikumandangkan
Akupun masih terjaga tak mampu pejamkan mata yang tampak hanya dirimu
Mimpi demi mimpi berlalu kubiarkan dirimu sekedar mimpi
Demi waktu yang berlalu dihadapanku kubiarkan angan dibenakku berlalu

Ingatkah hari dimana kita genggam jemari kekasih
Kepada tirani jari kita terkepal tak kenal lelah meneriakkan suara kaum tertindas
Ingatkah hari dimana lidah kita begitu tajam menusuk jantung durjana
Kepada penindas kita ukir kata tentang perlawanan

Adakah hari itu akan kembali cinta
Ribuan malam sepiku merindukan hari-hari itu
Akankah kubiarkan semuanya berlalu dan kupalingkan wajahku untuk selamanya
Tak sanggup aku jalani ini semua tanpa adanya dirimu disisi

Kudaki gunung kurenangi lautan untuk melupakan semua
Melupakan yang telah berlalu bersama berlalunya dirimu disisiku
Langkah yang dulu kita derap bersama dengan gegap gempita kini menjadi jejak sunyi tak bertuan
Adakah seorang satria telah kehilangan sorot mata tajamnya hingga dia berjalan tertunduk

Kini kami hanya bisa bersujud berdiri mengepalkan tinju pun sudah tak mampu
Adakah secercah cahaya menerangi langkah kami hingga sorot tajam mata ini kembali
Adakah jalan tak bertuan ini mengingat kami yang pernah tumpah darah disini
Kubiarkan semua ini tenggelam dalam kata tertulis dalam bingkai asmara rindu akan hadirnya kamu diperjalanan ini

Komentar

Postingan Populer