Air mata yang larut dalam rintik hujan
Malam ini aku bertanya kepada rintik hujan
Jauhkan aku dari remuknya rasa
Hembusan nafas ini temani pilunya hati
Jalan beraspal temani aku dalam hampa
Lampu temaram kota metropolitan
Adakah lagi yang harus kurasa
Sudah terlalu banyak liku ditempuh
Perjalanan pun tak kunjung bertepi
Kurindukan angin pagi tadi
Masih terasa lembutnya ditubuh ini
Helaian dedaun yang menemani asa di dada
Kicau burung-burung betapa merdunya
Terlena jemariku merajut kata
Berlembar kertas berlalu begitu saja
Sampaikah aku pada akhir cerita
Karena kata bertepi pada makna
Gurauku pada kumbang pagi tadi
Betapa indahnya pagiku
Namun betapa suramnya senjaku
Bertalu nyanyian rindu tak berbatas
Dini hari ini kumengenang kamu
Beribu debu menghampiri tubuhku
Bersujud demi tenangnya kalbu
Deru kendaraan menulikan telingaku
Jelang hari esok untuk sebuah harap
Akan hadirnya kenangan tak bertepi
Mencari tangan untuk diraih bahu untuk dirangkul tubuh untuk dipeluk
Agar tua nanti tak mati sendiri
Jauhkan aku dari remuknya rasa
Hembusan nafas ini temani pilunya hati
Jalan beraspal temani aku dalam hampa
Lampu temaram kota metropolitan
Adakah lagi yang harus kurasa
Sudah terlalu banyak liku ditempuh
Perjalanan pun tak kunjung bertepi
Kurindukan angin pagi tadi
Masih terasa lembutnya ditubuh ini
Helaian dedaun yang menemani asa di dada
Kicau burung-burung betapa merdunya
Terlena jemariku merajut kata
Berlembar kertas berlalu begitu saja
Sampaikah aku pada akhir cerita
Karena kata bertepi pada makna
Gurauku pada kumbang pagi tadi
Betapa indahnya pagiku
Namun betapa suramnya senjaku
Bertalu nyanyian rindu tak berbatas
Dini hari ini kumengenang kamu
Beribu debu menghampiri tubuhku
Bersujud demi tenangnya kalbu
Deru kendaraan menulikan telingaku
Jelang hari esok untuk sebuah harap
Akan hadirnya kenangan tak bertepi
Mencari tangan untuk diraih bahu untuk dirangkul tubuh untuk dipeluk
Agar tua nanti tak mati sendiri
Komentar
Posting Komentar