Mengenali Rakyat dari Beban yang Dipikul Dipundaknya

soekarno dan istri
soekarno dan istri
Ada hari-hari dimana kita lalui bersama disela-sela riuhnya kota metropolitan. Hingga ditengah keramaian kita melihat berbagai rupa wajah-wajah dengan berbagai karakter yang merupakan perasan dari beban yang dipikul dipundaknya. Dalam perjalanan hidup seringkali kita ditemukan dengan sosok yang segar bercahaya dipagi hari dan disore hari kita dipertemukan dengan sosok yang lelah dan berpeluh-kesah. Dapatkah kita sebagai insan yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa mengenali rakyat dari beban yang dipikul dipundaknya? Tentu saja ketika kita mencoba menyelami kedalaman satu persatu sosok yang ada maka kita akan mendapatkan berjuta problema yang dihadapi oleh sosok yang kita temui.

Diperkotaan mungkin kita terbiasa melihat sosok muda-mudi yang dengan penuh gairah mencoba menggapai impiannya, bersama dengan berjalannya waktu kita mencoba mengenali apa yang telah dilalui dalam kesehariannya, berbagai problema kehidupan ditempuh oleh sosok muda-mudi ini hingga datang hari dimana sosok muda-mudi ini bertemu dengan persoalan yang diluar jangkauan pribadinya yaitu tanggungjawab sosial-kemasyarakatannya, terhadap agamanya, bangsa, negara dan kepada dunia. Sementara sosok muda-mudi dengan segala kecermelangan diwajah mereka dalam mengatasi problema sehari-harinya, merupakan kesulitan tersendiri yang harus diatasi dengan segala efektivitas kemampuan mereka.

Disaat yang bersamaan kita melihat dipelosok-pelosok negeri kita melihat sosok muda-mudi yang juga dengan wajah berseri-seri menembus batas-batas kemampuan terhadap lingkungan alamnya, dimana sosok muda-mudi ini dihadapkan pada alam bebas yang melingkupi lingkungan sekitarnya. Dengan berlalunya waktu mereka menempuh kedewasaan bersikap dan bertindak dari hal-hal yang mereka pelajari dari alam bebas. Ada diantara mereka yang bertani, berkebun dan menjadi nelayan. Ada juga diantara mereka menjadi buruh-buruh pabrik yang berdiri megah dikampung halamannya. Hal-hal ini dijalani dari hari ke hari dengan segenap kemampuan mereka dan sosok muda-mudi pedesaan inipun dihadapkan pada tanggungjawab sosial-kemasyarakatan yang sama yaitu kepada agamanya, kepada bangsanya, kepada negaranya dan kepada dunia. Tanggungjawab sosial seperti inilah yang diemban oleh sosok muda-mudi di Indonesia yang diamanahkan orang tua mereka dalam do'a sejak dari dalam kandungan ibu mereka hingga mereka lahir dan tumbuh dewasa dikemudian hari.

Adakah para sosok muda-mudi ini menyadari peran mereka dalam sosial-kemasyarakatan? Sebagian besar dari mereka paham. Namun terkadang belenggu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi tantangan tersendiri dalam perjalanan hidup mereka, hingga datang saat mereka tersadarkan dan terpanggil kemudian terpilih oleh keadaan, dapat dipastikan terang benderang sosok muda-mudi ini akan selalu menempatkan diri mereka dibarisan terdepan menghadapi persoalan kebangsaan dan kerakyatan. Mengapa demikian? Karena sosok muda-mudi ini paling dekat dengan pahit getirnya beban rakyat. Contoh diperkantoran: Tentunya sosok muda-mudi ini paling dekat dengan keluh kesah para cleaning service, office boy dan tukang parkir, juga satpam dikantor mereka dan ketika dihadapkan dengan persoalan kepentingan atasan mereka dengan para pegawai lainnya, bisa dipastikan para sosok muda-mudi ini yang paling diharapkan mampu memberikan jawaban karena dianggap paling terdepan secara pemahaman dan kemampuan. Banyak sekali kita melihat sosok muda-mudi telah mencapai level eksekutif dibiang mereka karena dianggap mampu mengatasi persoalan dan menjawab tantangan jaman. Begitu pula diberbagai pelosok negeri, kita dapat melihat beberapa pemuda menjadi ujung tombak dalam upaya-upaya atau kerja-kerja kemajuan dan perubahan karena dianggap segar dalam pengambilan keputusan. Namun sering pula kita dihadapkan pada sosok muda-mudi yang tidak jernih dalam menghadapi problema kehidupan dan lebih memilih berlari ke narkoba untuk menghilangkan beban hidup mereka yang tentunya bersifat sementara. Banyak sekali contoh-contoh pemuda seperti ini dilingkungan masyarakat yang tentunya mereka juga punya alasan tersendiri mengapa sampai terjerumus ke dunia narkoba sebagai pembenaran dari perjalanan hidup mereka.

Menurut data statistik kependudukan 2012, pemuda Indonesia berkisar 60% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 230 juta jiwa, yang artinya beban rakyat Indonesia secara mayoritas ada dipundak pemuda. Sampai sejauh mana kehendak rakyat dapat diemban oleh pundak pemuda, sejauh itupula kemampuan bangsa Indonesia maju dan berkembang. Pemuda Indonesia dalam mengatasi persoalan bangsa, mesti bahu membahu dengan rakyat disekitarnya agar apa-apa yang dikerjakan dan diupayakannya terpikul dan memikul natur. Sehingga pemuda Indonesia tidak berjarak dari rakyatnya, namun dekat dan manunggal dengan rakyat, agar ketika mengatasi persoalan dan mengambil keputusan atau kebijakkan yang inheren dengan lingkungannya menjadi tepat guna.

Proses pendewasaan berpikir untuk meraih kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan mesti segera dituntaskan oleh pemuda Indonesia agar rakyat tidak terbebani dalam memikul beban oleh ambisi dan impian-impian pemuda Indonesia. Agar dapat diinsyafi oleh segenap rakyat Indonesia dengan serta merta menyambut visi perubahan pemuda dan mampu mengejawantahkan pemikiran pemuda dalam bentuk tindakan sehari-hari yang mudah dilaksanakan. Mesti diinsyafi pula oleh segenap pemuda Indonesia dalam menyelesaikan persoalan bangsa, bahwa kita tidak berencana menambah beban rakyat namun memikul bersama, menjadi penopang bersama rakyat beban yang selama ini dipikul oleh rakyat.

Komentar

Postingan Populer