Life and Its Causes

"Setiap masa terdapat persoalan atau permasalahan yang harus dihadapi oleh umat manusia dan disetiap masa itu pula umat manusia bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Dari permasalahan dan persoalan yang dihadapi itulah yang mengharuskan manusia berkembang lebih maju dari masa-masa sebelumnya dan dari jawaban yang ada terdapat nilai yang menjadi tolok ukur untuk masa yang akan datang. Berbagai peristiwa, kejadian, ataupun momentum yang ada dalam perjalanan umat manusia menjadi sebuah benang merah panjang tentang upaya-upaya umat manusia mencapai kesempurnaan, kelahiran, kematian, kedatangan, kepergian, penemuan, kehilangan, dan kesadaran asasi manusia pengakuan atas kebesaran sang Khalik, Maha Pencipta, Maha Besar, causa prima Tuhan Yang Maha Esa."
Dari masalah dan persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, manusia menjadi berbeda satu sama lainnya dan dari jawaban yang diberikan dengan sendirinya manusia menjadi berbeda harkat, martabat, dan derajatnya antara satu manusia dengan manusia lainnya. Dan dari upaya yang dilakukan, manusia menjadi saling bergantung satu sama lainnya untuk memberikan jawaban atas permasalahan dan persoalan. Keterbatasan manusia terhadap wilayah, cuaca, iklim, serta unsur-unsur bumi lainnya menjadi media pembelajaran bagi umat manusia dalam penaklukan terhadap keterbatasan, kepasrahan atas keterbatasan, pengakuan atas keberadaan diri, dan penaklukan atas diri sendiri. Proses pembelajaran yang panjang tanpa akhir ini menjadi nilai (value) yang diteruskan dari masa ke masa, dari waktu ke waktu, dari manusia yang satu ke manusia lainnya. Dan didalam proses pembelajaran yang panjang ini pula manusia mendapati bahwa ada hal lain yang berasal dari luar dirinya membantu dalam menghadapi permasalahan yang ada dan menjadi keyakinan atau kepercayaan bahkan diimani dengan segenap jiwa dan raga (believe) yang diteruskan dari masa ke masa, dari waktu ke waktu, dan dari manusia yang satu ke manusia yang lainnya.
Berbedanya wilayah, cuaca, iklim, serta unsur-unsur bumi lainnya membuat umat manusia yang satu dengan umat manusia yang lain memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi suatu permasalahan atau persoalan dan hal ini membuat nilai serta keyakinan yang dimiliki umat manusia yang satu dengan yang lain menjadi berbeda dan turunannya perbedaan disetiap perilaku, kebiasaan, sifat dan sikap. Perbedaan-perbedaan ini juga disebabkan oleh terbatasnya jarak pandang satu manusia dengan manusia yang lainnya dalam melihat suatu pokok permasalahan (perspektif) yang pada akhirnya mengakibatkan sulitnya manusia yang satu untuk memahami permasalahan manusia yang lainnya dan mengakibatkan pertentangan antar sesamanya. Dan dari permasalahan dan perbedaan, nilai dan keyakinan, etos dan mitos yang ada melahirkan budaya dan bangsa yang memiliki ciri khas tersendiri antar umat manusia.
Perjalanan panjang sejarah umat manusia juga memperlihatkan bahwa permasalahan atau persoalan yang dihadapi melahirkan manusia-manusia yang mampu merumuskan dan memberikan jawaban serta memandu manusia-manusia di sekitarnya dalam mencapai tujuan, dan sejarah juga memperlihatkan bahwa generasi muda di setiap suatu masa merumuskan dan memberikan jawaban atas permasalahan berdasarkan proses pembelajaran yang terjadi di masanya dan di masa sebelumnya. Generasi muda menjadi tonggak, pilar, ujung tombak, dan pemimpin menuju kemaslahatan umat manusia. Generasi muda yang mampu merumuskan dan memberikan jawaban dari berbagai sendi-sendi kehidupan, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lain sebagainya. Generasi muda yang lahir dari alam, bangsa dan masyarakat di sekitarnya.
Bangsa Indonesia adalah salah satu dari sekian banyaknya bangsa yang ada, yang memiliki permasalahan yang pelik dan kompleks, krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia menjadi yang harus dibenahi oleh generasi muda Indonesia. Pembentukan nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan yang seharusnya menjadi karakter bangsa Indonesia, luluh lantak oleh 32 tahun kekuasaan rezim orde baru, pembelokan sejarah, kejadian, atau momentum yang terjadi dalam perjalanan manusia Indonesia membuat generasi muda Indonesia pada saat ini buta akan apa yang ada di masa lalu, nilai dan keyakinan yang ada di masyarakat Indonesia, nilai dan keyakinan yang telah dibangun ratusan tahun oleh masyarakat Indonesia di bumi hanguskan begitu saja oleh kekuasaan yang mengakibatkan generasi muda Indonesia pada saat ini tidak dapat memetik nilai dan keyakinan yang ada untuk menjadi pelajaran di masa sekarang ini. Kini di era reformasi pemahaman atau semesta berfikir generasi muda Indonesia tentang pembentukan karakter bangsa menjadi simpang siur dan multi interpretatif. Kesadaran ruang dan posisi yang seharusnya dimiliki oleh para pemimpin bangsa dan generasi muda Indonesia pada saat ini menjadi hambar di rasa, karena tidak adanya kejujuran didalam upaya membuka tabir tentang nilai dan keyakinan yang terkandung didalam bangsa Indonesia secara utuh dan komprehensif. Oleh sebab itu pembongkaran pandangan materialistis dan pramatis serta instant yang telah merambah ke berbagai sendi-sendi kehidupan yang dipengaruhi oleh pandangan hidup budaya barat menjadi kembali ke pandangan hidup budaya timur yang beradab dan sadar proses, dipandang perlu untuk diejawantahkan.

Komentar

Postingan Populer