Prinsip-Prinsip Dasar Masalah

Pantai Kenjeran, Surabaya
Pantai Kenjeran, Surabaya

Selamat malam para handai taulan sekalian,,semoga kalian senantiasa dalam lindungan rahmat Allah سبحانه وتعالى  Tuhan semesta alam.

Sedikit berbincang tentang manusia dalam menghadapi problema kehidupannya dan bagaimana manusia mencoba mengatasinya. Tentunya dalam hidup kita dihadapkan pada beberapa persoalan atau problema kehidupan, tentunya pula dalam mengatasinya kita dihadapkan pada penilaian dari lingkungan sekitar sesama manusia dimasyarakat sekitar kita.

Setidaknya ada beberapa karakter yang saya kenal, yaitu manusia yang menganggap penilaian masyarakat terhadap dirinya sangat penting dan manusia yang menganggap penilaian masyarakat terhadap dirinya tidak penting serta manusia yang mencampuradukkan keduanya. Tentunya ketika kita menghadapi personifikasi manusia seperti diatas ada beberapa khilaf yang seringkali kita lakukan yaitu sakwasangka, salah pengertian, atau bahkan bisa jadi prejudice (menilai sebelum mengenal). Tentunya pula ketika kita dihadapkan pada kekhilafan seperti ini mesti ditemukan pendekatan dalam menyelesaikannya.

Manusia masa kini mengedepankan sikapnya terhadap nilai kemanusiaan tertentu yang coba disebar dan ditularkan kepada lingkungan sekitarnya serta memiliki kecenderungan untuk memaksakan kehendaknya kepada masyarakat sekitarnya, karakter seperti ini mengedepankan subyektivitas dirinya terhadap obyektivitas lingkungannya. Pilihan untuk menghadapi karakter seperti ini ada beberapa yaitu mempertarungkan gagasannya terhadap kehidupan, ikut dengan gagasannya atau memberikan anti thesa (kritik) terhadap gagasannya agar terjadi dinamika dari gagasannya tersebut, setidaknya gagasannya menjadi sebuah tindakan tidak hanya berakhir menjadi sebuah pemikiran tanpa pelaksanaan semata.

Kecenderungan berikut karakter manusia adalah yang menyerap (absorb) nilai kemanusiaan disekitarnya dan menjadikan nilai kemanusiaan disekitarnya tersebut sebagai sikap dalam kehidupannya sehari-hari, karakter seperti ini mengedepankan obyektivitas lingkungan sekitar terhadap subyektivitas dirinya. Pilihan untuk karakter manusia seperti ini adalah memberikan ajakan, diberikan perintah, serta diberikan ceramah. Agar manusia dengan karakter seperti ini tidak pasif maka seringkali kita menemukan manusia dengan karakter seperti ini terlibat dalam banyak peristiwa yang tak disadarinya. Sering juga kita mendapati bahwa manusia-manusia seperti ini ternyata banyak pengetahuannya dibalik diamnya.

Lalu kemudian karakter yang memiliki kecenderungan untuk mencampuradukkan subyektivitas dan obyektivitas. Seringkali manusia dengan karakter seperti ini dianggap tidak memiliki pendirian atau culas. Namun sesungguhnya apabila kita menemukan cara untuk melakukan pendekatan dan mampu memiliki cara untuk mengatasi manusia-manusia dengan karakter seperti ini, sesungguhnya memiliki kepatuhan dan pelaksana terbaik dibanyak bidang. Pilihan untuk manusia dengan karakter seperti ini adalah penaklukan. Berikan sebuah tantangan kepadanya, yang apabila tak mampu dilakukannya maka ia mesti tunduk. Sebab manusia dengan karakter seperti ini memiliki kecenderungan serta memiliki kehendak untuk bisa melakukan apapun tanpa ada yang bisa menghalanginya dan menyukai tantangan.

Tentunya dalam menghadapi karakter-karakter manusia diatas kita dihadapkan kepada emosi, rasa, naluri dan juga nafsu. Kemampuan kita untuk mengelola sifat-sifat inipun sangat menentukan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan kita dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Menghadapi sebuah persoalan dengan jernih merupakan 90% dari keberhasilan dan 10% nya adalah pelaksanaan. Sebuah keberhasilan pun memiliki ukuran yang tentunya berdasarkan bentuk-bentuk nilai yang dianut oleh manusia sebagai sebuah pencapaian.

Selamat menikmati kopi atau teh malam para handai taulan, semoga hari-hari  anda diberikan kemudahan oleh Allah سبحانه وتعالى  Tuhan semesta alam.

Komentar

Postingan Populer