Hingga Hari Berlalu


Melampaui batas-batas rinduku padamu
Menghela hembusan angin yang menerpa wajahku
Mendambamu dalam ruang sempit yang membelenggu jasadku
Menghancurkan dinding-dinding pemisah yang meliputiku
Gemulai tarimu pesona para dewi kahyangan
Lentik jemari menghalau tabir dihadapanmu
Lembar demi lembar lontar berlalu dihadapku
Menulis air mata dihamparan rerumputan
Tanpa makna apapun kucoba menulis
Namun makna datang menghampiri
Tak boleh kosong dia menunjuk lembar kertas itu
Titik demi titik berlalu hanya titik yang dapat kupersembahkan
Hanya titik yang dapat kususun dalam angan
Aku hanya ingin mati sebutku dalam angan
Namun mati enggan menjemput belum waktumu sebutnya
Hiduplah dengan jemari mengepal meninju
Sampai mati menghampirimu tanpa tunda
Masih ditemani sungai yang mengalir kubersenandung
Meniti hari demi hari dalam belenggu hari kemarin
Hari ini mesti berarti karena esok bukan milikku
Hari ini mesti kuraih karena esok datang esok
Hempaskan aku dari asa yang kususun
Nafikan aku kemarin nafikan aku lagi hari ini sampai esok tiba
Berlalu dihadapku waktu yang coba kupeluk
Asa pun terbentuk dalam waktu yang kutunggu dan kunanti

Komentar

Postingan Populer