Negeri Para Biadab

Untuk kamu yang kucintai dengan segenap jiwa dan raga,
Yang air matanya mengalir karena lapar dan dahaga,
Yang dipundaknya menahan beban dan peluh,
Bertarunglah kekasih agar hari yang kamu nanti datang menjelang.

Untuk ayahku yang sedang tertidur di emperan karena menahan lapar,
Untuk ibuku yang sedang menyusui adik-adikku di kolong jembatan,
Untuk kakakku dan adikku yang sedang mengemis untuk makan hari ini,
Tunggu aku, langkahku dan tatapan mataku hanya kepadamu.

Hei para pemimpin, laknatku hanya kepadamu,
Laknat yang mungkin tak akan menyentuh seujung rambutpun pada dirimu,
Namun ingatlah para setan biadab, pengecut bertopeng maut, penyihir berlidah sampah,
Pedangku akan menembus jantungmu.

Di sudut kota ini kusaksikan betapa satu insan mendzolimi insan yang lain, demi lima ratus rupiah,
Kutatap matanya dan diapun tertunduk,
Ya rabb, inikah negeriku?
Inikah merdeka?
Inikah adil dan makmur?
Inikah wajah ibu pertiwiku?

Komentar

Postingan Populer