Jejak Rindu yang Kulalui
Rintik hujan ini sejenuh benakku
Tiada angin yang menyertai
Hingga tiada lagi yang sampaikan rinduku
Terlingkupku dalam angan tentang kamu
Romansa kembali menggelayut diawan kelabu
Untuk menatap pun aku tak lagi mampu
Apalagi menyambut lembutnya jemarimu
Kubenam rindu ini dalam kalbu
Kembali kunyalakan pemantik bara cinta
Agar kamu tahu bahwa ku kan selalu mencinta
Sampai nafas berhenti berhembus kubisikkan rinduku
Rindu rindu rindu kamu tak tahu betapa menggerus batinku
Diantara bait-bait asmara ini kurayu kamu
Gundah gulana dalam pekatnya rasa
Deru gemuruh guntur tak kuhirau
Kulalui hujan ini tanpa asa tanpa raga
Belenggu ini tak lagi mengekangku
Ku terbang lagi tanpa kamu
Ku melayang diudara berteriak semauku
Nyanyikan tembang tentang aku dan kamu
Biarkan kamu dan aku berhadap punggung
Demi pundak yang tak lagi memapah nelangsaku
Biarkan segalanya berlalu patah hancur menjadi debu
Kacaukan tatapanku pada kehendak kuasa sang pemilik hidup
Tuturmu ketika janji terucap tak kulupa ribuan purnama
Pelukmu ketika kita satu tak hilang dari angan walau ribuan rintik hujan mencoba menghapusnya
Alunan dawai-dawai asmaramu selalu dalam benakku
Sampai akhir waktuku terbenam dalam senja terakhirku
Apabila sampai waktuku
Ingatlah aku dalam tiap belaian angin subuh
Apabila akhir waktu datang
Kutitipkan rinduku pada tiap tetes air hujan yang menyertai perjalananmu
Tiada angin yang menyertai
Hingga tiada lagi yang sampaikan rinduku
Terlingkupku dalam angan tentang kamu
Romansa kembali menggelayut diawan kelabu
Untuk menatap pun aku tak lagi mampu
Apalagi menyambut lembutnya jemarimu
Kubenam rindu ini dalam kalbu
Kembali kunyalakan pemantik bara cinta
Agar kamu tahu bahwa ku kan selalu mencinta
Sampai nafas berhenti berhembus kubisikkan rinduku
Rindu rindu rindu kamu tak tahu betapa menggerus batinku
Diantara bait-bait asmara ini kurayu kamu
Gundah gulana dalam pekatnya rasa
Deru gemuruh guntur tak kuhirau
Kulalui hujan ini tanpa asa tanpa raga
Belenggu ini tak lagi mengekangku
Ku terbang lagi tanpa kamu
Ku melayang diudara berteriak semauku
Nyanyikan tembang tentang aku dan kamu
Biarkan kamu dan aku berhadap punggung
Demi pundak yang tak lagi memapah nelangsaku
Biarkan segalanya berlalu patah hancur menjadi debu
Kacaukan tatapanku pada kehendak kuasa sang pemilik hidup
Tuturmu ketika janji terucap tak kulupa ribuan purnama
Pelukmu ketika kita satu tak hilang dari angan walau ribuan rintik hujan mencoba menghapusnya
Alunan dawai-dawai asmaramu selalu dalam benakku
Sampai akhir waktuku terbenam dalam senja terakhirku
Apabila sampai waktuku
Ingatlah aku dalam tiap belaian angin subuh
Apabila akhir waktu datang
Kutitipkan rinduku pada tiap tetes air hujan yang menyertai perjalananmu
Komentar
Posting Komentar