Si Pungguk yang Merindukan Kamu
Secangkir kopi ini kembali menemani
Masih bersama sebungkus rokok kretek
Kulihat kelangit indah hitam legam seperti sorot mata tajammu
Kutatap gemintang kerlap kerlip merayuku untuk menulis tentang kamu
Pelita hati adakah sejenak diantara tawa candamu tentang aku
Senyummu menghujam jantungku hingga ku tak mampu lagi berucap tentangmu
Adakah sedikit dibalik tembok besar ini ruang untuk aku hingga menatapmu pun aku tak mampu
Gemulai jemarimu diantara tarian rindu menghempas dada jumawaku akupun terjatuh tersungkur
Lalui malam ini tanpa candamu
Waktupun berhenti dalam tarian kuas melukis wajahmu
Kubernyanyi tak terdengar kuberpuisi tak tergubris aku pun bersujud untuk sampaikan rinduku pada hari yang telah berlalu
Pada hari esok kubertumpu titian pundak awan kupijakkan rindu sampai akhir waktuku
Apalah aku dimata indahmu
Apalah aku didalam sudut senyummu
Apalah aku diantara canda tawamu
Apalah aku bersama riuhnya warna hidupmu
Warung kopi, kompleks pelni cimanggis, 31 Mei 2012
Masih bersama sebungkus rokok kretek
Kulihat kelangit indah hitam legam seperti sorot mata tajammu
Kutatap gemintang kerlap kerlip merayuku untuk menulis tentang kamu
Pelita hati adakah sejenak diantara tawa candamu tentang aku
Senyummu menghujam jantungku hingga ku tak mampu lagi berucap tentangmu
Adakah sedikit dibalik tembok besar ini ruang untuk aku hingga menatapmu pun aku tak mampu
Gemulai jemarimu diantara tarian rindu menghempas dada jumawaku akupun terjatuh tersungkur
Lalui malam ini tanpa candamu
Waktupun berhenti dalam tarian kuas melukis wajahmu
Kubernyanyi tak terdengar kuberpuisi tak tergubris aku pun bersujud untuk sampaikan rinduku pada hari yang telah berlalu
Pada hari esok kubertumpu titian pundak awan kupijakkan rindu sampai akhir waktuku
Apalah aku dimata indahmu
Apalah aku didalam sudut senyummu
Apalah aku diantara canda tawamu
Apalah aku bersama riuhnya warna hidupmu
Warung kopi, kompleks pelni cimanggis, 31 Mei 2012
Komentar
Posting Komentar